Kisah Anak yang Melakukan Qiyamul lail

Kisah Anak yang Melakukan Qiyamul lail

sholat

Syekh Ibnu Zhafar al-Makki mengatakan,

“Saya dengar bahwa Abu Yazid Thaifur bin Isa al-Busthami radhiyallahu ‘anhu ketika menghafal ayat berikut:

Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil.” (QS. Al-Muzzammil: 1-2)

Dia berkata kepada ayahnya, ‘Wahai Ayahku! Siapakah orang yang dimaksud Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat ini?’ Ayahnya menjawab, ‘Wahai anakku! Yang dimaksud ialah Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Dia bertanya lagi, ‘Wahai Ayahku! Mengapa engkau tidak melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Ayahnya menjawab, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya qiyamul lail terkhusus bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan diwajibkan baginya tidak bagi umatnya.’ Lalu dia tidak berkomentar.” Continue reading

NIYAHAH DAN SELAMATAN KEMATIAN

NIYAHAH DAN SELAMATAN KEMATIAN

makanan-kenduri

Selamatan kematian adalah tradisi yang tersebar di tengah-tengah masyarakat kita. Selamatan ini diadakan pada hari ke-7, 40, 100 dan 1000. Acara ini dilakukan dalam rangka mengirim do’a kepada mayit, dilakukan dengan keluarga mayit mengumpulkan jama’ah, di dalamnya juga tuan rumah menyajikan makanan untuk para tamu. Bahkan bukan dengan itu saja, kadang disisipi amplop. Mengenai hal ini sebenarnya telah disinggung oleh ulama masa silam, terutama dari madzhab Syafi’i. Mereka membahasnya pada masalah niyahah (meratapi mayit), sebagiannya menyinggung dalam Kitabul Janaiz.

Larangan Niyahah

Niyahah adalah jika seseorang bersedih dan menangisi mayit serta menghitung-hitung berbagai kebaikannya. Ada yang mengartikan pula bahwa niyahah adalah menangis dengan suara keras dalam rangka meratapi kepergian mayit atau meratap karena di antara kemewahan dunia yang ia miliki lenyap. Niyahah adalah perbuatan terlarang. Demikian penjelasan penulis ‘Aunul Ma’bud ketika menjelaskan maksud niyahah. Lihat ‘Aunul Ma’bud, 8: 277.

Niyahah termasuk larangan bahkan dosa besar karena diancam dengan hukuman (siksaan) di akhirat kelak. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari radhiyallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

« أَرْبَعٌ فِى أُمَّتِى مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لاَ يَتْرُكُونَهُنَّ الْفَخْرُ فِى الأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِى الأَنْسَابِ وَالاِسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ ». وَقَالَ النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ

Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggalkan: (1) membangga-banggakan kebesaran leluhur, (2) mencela keturunan, (3) mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan (4) meratapi mayit (niyahah)”. Lalu beliau bersabda, “Orang yang melakukan niyahah bila mati sebelum ia bertaubat, maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga, serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal” (HR. Muslim no. 934). Continue reading

ANTARA KIRIM PAHALA DAN ACARA SELAMATAN KEMATIAN

ANTARA KIRIM PAHALA DAN ACARA SELAMATAN KEMATIAN

nasi_tumpeng-11

Masalah sampainya pahala pada si mayit masih dalam ranah perselisihan oleh para ulama, bukan hal yang mereka sepakati bersama karena barangkali pemahaman akan dalil-dalil yang berbeda. Sebagian mereka menyatakan bahwa mengirimkan pahala itu sampai pada si mayit, yang lainnya tidak menyetujui hal ini. Namun demikianlah kadang pengikut hawa nafsu seenaknya sendiri mencomot fatwa. Ketika ia mendapati ulama yang menyatakan bolehnya kirim pahala pada si mayit dan itu sampai, ia pun seolah-olah menyatakan legalnya acara yang ia maksud yaitu tahlilan dan yasinan –yang sudah sangat ma’ruf di masyarakat kita ketika ada orang terdekatnya meninggal dunia lalu diselamati dengan 3, 7, 40 atau 100 hari-. Padahal ulama madzhab yang selama ini ia ikuti tidak menyatakan sampainya dan juga mereka tidak menyetujui kumpul-kumpul setelah kematian.

Di antara ulama yang diambil fatwanya dan disebarluaskan adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Imam yang sudah sangat masyhur, namun dibenci di sebagian kalangan. Seolah-olah Ibnu Taimiyah menjadi salah seorang yang pro dengan acara selamatan kematian, tahlilan dan yasinan. Padahal tidak demikian. Di antara fatwa beliau adalah sebagai berikut.

وَسُئِلَ : عَمَّنْ ” هَلَّلَ سَبْعِينَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَأَهْدَاهُ لِلْمَيِّتِ يَكُونُ بَرَاءَةً لِلْمَيِّتِ مِنْ النَّارِ ” حَدِيثٌ صَحِيحٌ ؟ أَمْ لَا ؟ وَإِذَا هَلَّلَ الْإِنْسَانُ وَأَهْدَاهُ إلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إلَيْهِ ثَوَابُهُ أَمْ لَا ؟ .

Ibnu Taimiyah ditanya mengenai hadits “ada yang bertahlil (membaca ‘laa ilaha illallah’) sebanyak 70.000 kali lalu ia menyedekahkannya kepada si mayit, maka itu bisa menyelamatkan si mayit dari siksa neraka”, apakah ini termasuk hadits shahih ataukah tidak? Jika seseorang bertahlil (mengucapkan ‘laa ilaha illallah’) lalu menghadiahkannya kepada mayit, apakah itu sampai kepada mayit? Continue reading

Kirim Pahala pada Mayit

Kirim Pahala pada Mayit

kdr 12

Sebagian mengatakan bahwa kirim pahala bacaan Al Qur’an itu bermanfaat bagi mayit, maka akhirnya dibuatlah ritual selamatan. Sebagian lagi mengatakan bahwa bacaan seperti itu tidak bermanfaat, tidak sampai pada mayit karena ini adalah perkara ghoib dan masuk dalam perkara ibadah sehingga harus butuh dalil untuk menunjukkan sampainya. Tulisan Rumaysho.com kali ini akan mengupas permasalahan kirim pahala pada mayit dan mana saja yang bermanfaat untuk maksud tersebut.

Perselisihan Ulama dalam Masalah Kirim Pahala

Para ulama berselisih pendapat mengenai boleh atau tidaknya kirim pahala pada mayit, apakah sampai ataukah tidak. Ada dua pendapat dalam masalah ini.

Pendapat pertama: Setiap amalan sholih yang dihadiahkan untuk mayit, maka pahalanya akan sampai. Contohnya: Kirim pahala bacaan Al Qur’an, puasa, shalat dan ibadah lainnya.

Pendapat kedua: Setiap amalan sholih yang dihadiahkan untuk mayit itu sampai, namun yang hanya berdasarkan dalil.[1]Pendapat kedua ini menjadi pendapat ulama Syafi’iyah.

Pendapat kedua, itulah yang lebih tepat. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,

وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An Najm: 39).

Begitu pula dalil lain yang mendukung adalah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631). Continue reading

Tahlilan dalam Pandangan NU, Muhammadiyah, PERSIS , Al Irsyad, Wali Songo, Ulama Salaf dan 4 Mazhab

Tahlilan dalam Pandangan NU, Muhammadiyah, PERSIS , Al Irsyad, Wali Songo, Ulama Salaf dan 4 Mazhab

 tahlilan
Penjelasan Dari Nahdalatul Ulama (NU), Para Ulama Salafus salih, WaliSongo, 4 Mahzab Tentang Bid’ahnya Tahlilan

Segala puji bagi Allah, sholawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Do’a dan shodaqoh untuk sesama muslim yang telah meninggal menjadi ladang amal bagi kita yang masih di dunia ini sekaligus tambahan amal bagi yang telah berada di alam sana. Sebagai agama yang mencerahkan dan mencerdaskan, Islam membimbing kita menyikapi sebuah kematian sesuai dengan hakekatnya yaitu amal shalih, tidak dengan hal-hal duniawi yang tidak berhubungan sama sekali dengan alam sana seperti kuburan yang megah, bekal kubur yang berharga, tangisan yang membahana, maupun pesta besar-besaran. Bila diantara saudara kita menghadapi musibah kematian, hendaklah sanak saudara menjadi penghibur dan penguat kesabaran, sebagaimana Rasulullah memerintahkan membuatkan makanan bagi keluarga yang sedang terkena musibah tersebut, dalam hadits:

“Kirimkanlah makanan oleh kalian kepada keluarga Ja’far, karena mereka sedang tertimpa masalah yang menyesakkan”.(HR Abu Dawud (Sunan Aby Dawud, 3/195), al-Baihaqy (Sunan al-Kubra, 4/61), al-Daruquthny (Sunan al-Daruquthny, 2/78), al-Tirmidzi (Sunan al-Tirmidzi, 3/323), al- Hakim (al-Mustadrak, 1/527), dan Ibn Majah (Sunan Ibn Majah, 1/514)
Continue reading

Tahayul, Bid’ah, Syirik dan Khurafat

Tahayul, Bid’ah, Syirik dan Khurafat


BEBERAPA KHURAFAT, TAHAYUL , BID’AH DAN SYIRIK
Sebagian masyarakat kita ada yang masih memperycayai hal-hal berikut di bawah ini :

1. Jika tanaman hias tertentu (bunga sri rejeki) yang ditanam dalam tempat bunga berdaun lebat, dianggap akan dapat rezeki

2. Membuat bubur merah dan putih sebagai syarat dalam suatu upacara supaya sukses.

3. Memasang / menusuk Cabai dan Bawang dengan lidi untuk penolak hujan.

4. Memasang jimat-jimat, rajah / wafaq / isim, bertuliskan arab atau lainnya di atas pintu masuk agar segala unsur yang jahat tidak bisa masuk. Atau membawa jimat-jimat.

5. Burung hantu berbunyi sebagai tanda tidak baik…. Kupu-kupu masuk rumah tanda akan ada tamu yang akan datang.

6. Bulu landak, gunting, pisau, cermin, daun jerangau untuk mengusir hantu anak.
Continue reading

Fanatik Buta Kepada Kyai atau Habib dan Dampak Negatifnya

Fanatik Buta Kepada Kyai atau Habib dan Dampak Negatifnya

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membacakan firman Allah berikut ini; “Mereka menjadikan para pendeta, dan rahib-rahibnya sebagai tuhan selain Allah…(QS. At Taubah : 31), Adi bin Hatim berkata: “Kami dulu orang-orang Nasrani tidak menyembah mereka [para pendeta dan pemuka agama Nasrani]. Kemudian Rasulullah berkata : “Bukankah mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, lalu kalian mengikutinya ? Jawab Adi bin Hatim : “Ya, benar. Kata Nabi :“Itulah bentuk penyembahan [kalian] terhadap mereka” . (HR. Tirmidzi dari Adi bin Hatim). *Adi bin Hatim sebelum masuk Islam, beliau dahulunya beragama Nasrani.
Fanatik terhadap kyai, Habib, ulama, atau ustadz memang telah mendarah daging dalam tubuh umat ini. Yang jadi masalah bukanlah sekedar mengikuti pendapat orang yang berilmu. Namun yang menjadi masalah adalah ketika pendapat para ulama tersebut jelas-jelas menyelisihi Al Qur’an dan As Sunnah tetapi dibela mati-matian. Yang penting kata mereka ‘ sami’na wa atho’na’ (apa yang dikatakan oleh kyai kami, tetap kami dengar dan kami taat). Entah pendapat kyai tersebut merupakan perbuatan syirik atau bid’ah, yang penting kami tetap patuh kepada guru-guru kami. Continue reading

Roh Gentayangan Dan Selamatan Kematian [“Tahlilan” : istilah Islam] Berasal Dari Ajaran Hindu

Roh Gentayangan Dan Selamatan Kematian [“Tahlilan” : istilah Islam] Berasal Dari Ajaran Hindu
Tirta Pengentas, Mahluk Gaib, dan Roh Gentayangan.

Tirta Pengentas pada upacara Pitra Yadnya, gunanya memberi petunjuk arah tujuan roh atau atma yaitu Sunia Loka. Dibuat oleh Pandita/Sulinggih yang memimpin upacara atau lazim disebut yang “Ngentas Atma”. Di samping tirta pengentas, ada tirta panembak yaitu tirta yang gunanya membebaskan halangan-halangan dalam perjalanan atma, misalnya gangguan-gangguan dari roh gentayangan. Mahluk gaib di Bali dikenal dengan nama BHUTA.

Menurut Lontar Kala Tattwa, Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Bhatara Siwa, mempunyai “putra” bernama Bhatara Kala. Bhatara Kala juga bermanifestasi sebagai Bhuta, yang bertugas mengontrol manusia di bumi.

Manusia perlu diawasi karena kemampuan “idep” (daya pikir)-nya luar biasa. Jika tidak diawasi dunia bisa hancur karena ulah manusia. Karena itu Bhuta juga dinamakan Bhuta-Kala. Selain itu bhuta-kala juga bertugas menguji keyakinan dan kebulatan tekad manusia dalam meyadnya. Ia menggoda manusia yang ingin mendekatkan diri kepada Hyang Widhi. Dites dulu apa benar-benar mau berbakti. Continue reading

SETIAP KITA BISA BERSEDEKAH (Renungan Indah Syaikh Ali At-Thonthowi rahimahullah)

Nasihat/Wejangan:

SETIAP KITA BISA BERSEDEKAH (Renungan Indah Syaikh Ali At-Thonthowi rahimahullah)

sedekah-bikin-kaya

Syaikh Ali At-Thonthoowi rahimahullah berkata :

“Semalam aku amati, kudapati ruangan terasa hangat dan api penghangat ruangan menyala. Sedangkan aku berada di dipan sambil santai. Aku sedang berfikir tentang tema yang akan kutulis. Lampu ada di sampingku, telepon di dekatku, anak-anakku sedang menulis, adapun ibu mereka sedang menenun kain wol.

Kami telah makan dan minum, dan radio mengeluarkan suara lirih, semuanya dalam ketenangan. Tidak ada yang aku keluhkan dan tidak ada pula yang aku meminta tambahannya. Maka lisanku berucap “Alhamdulillah…”, kulepaskan dari lubuk hatiku

Lalu akupun merenung … aku mendapati bahwasanya “Alhamdulillah” bukanlah sebuah kata yang sekedar diucapkan oleh lisan, meskipun diulan-ulang seribu kali…., akan tetapi “Alhamdulillah” atas kenikmatan-kenikmatan adalah sampainya aliran kenikmatan tersebut kepada orang yang membutuhkannya.
“Alhamdulillah” nya si kaya adalah memberi pemberian kepada faqir miskin, “alhamdulillah” nya si kuat dengan membantu kaum lemah, “alhamdulillah” nya si sehat dengan membantu orang-orang sakit, dan “alhamdulillah” nya si hakim dengan berbuat adil kepada orang-orang yang ia hukumi.

Lantas apakah aku sedang memuji Allah atas nikmat-nikmat ini, jika aku dan anak-anakku dalam keadaan kenyang dalam ruangan yang hangat, sementara tetanggaku dan anak-anaknya kelaparan dan kedinginan?? Continue reading

Sufi adalah Pengikut Firqah Asy’ariyah

 Sufi adalah Pengikut Firqah Asy’ariyah
sufi x
Oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak)

Barangsiapa menelaah hakikat shufiyah khususnya dalam masalah akidah, niscaya akan mendapati betapa kentalnya hubungan shufiyah dengan akidah Asy’ariyah. Di antara buktinya adalah pemikiran tokoh-tokoh mereka dari zaman dahulu sampai sekarang. Sebelum kita membahas bukti hubungan mereka, mari kita sedikit mengulas siapakah Asy’ariyah?

 

Sekelumit tentang Asy’ariyah

Asy’ariyah adalah satu firqah yang dinisbatkan kepada pemahaman Abul Hasan Al-Asy’ari t sebelum beliau rujuk kembali kepada manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah. Karena beliau t mengalami tiga fase dalam kehidupannya:

1. Dibina oleh ayah tiri beliau di atas pendidikan Mu’tazilah

2. Mengkritisi pemikiran-pemikiran ayah tirinya dalam masa pemahaman yang dikenal sekarang dengan paham Asy’ariyah1

3. Rujuk kepada pemahaman ahlul hadits dan menulis buku yang berjudul Al-Ibanah, yang menunjukkan beliau di atas akidah Ahlus Sunnah.

Ibnu Katsir Asy-Syafi’i t berkata: “Para ulama menyebutkan bahwa Asy-Syaikh Abul Hasan memiliki tiga keadaan:

Pertama: Keadaan di atas manhaj Mu’tazilah yang dia telah rujuk darinya.

Kedua: Menetapkan sifat aqliyah yang tujuh: hayah, ilmu, qudrah, iradah, sam’u, bashir, dan kalam, serta menakwilkan sifat-sifat Allah l yang khabariyah: seperti wajah, dua tangan, kaki, betis, dan lainnya.

Ketiga: Menetapkan semua sifat Allah l tanpa takyif (membayangkan gambaran tertentu dalam pikiran) dan tanpa tasybih (menyerupakan dengan makhluk), mengikuti jalan salaf. Inilah jalan beliau dalam kitabnya Al-Ibanah, kitab terakhir yang beliau tulis.” (lihat muqadimah Kitab Al-Ibanah, hal. 12-13, cet. Darul Bashirah) Continue reading

Pengaruh Aqidah Asy’ariyah terhadap Umat

Pengaruh Aqidah Asy’ariyah terhadap Umat

sunnah-vb-copy

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak)

Paham Asy’ariyah sangat kental sekali dalam tubuh umat Islam dan akidah tersebut terus menyebar di tengah kaum muslimin. Mereka tidak menyadari bahwa paham yang mereka anut adalah paham yang menyimpang dari akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, paham yang baru ada setelah berakhirnya generasi utama umat ini: sahabat, tabi’in, dan tabiut tabi’in.

Penyebab Tersebarnya Pemikiran Asy’ariyah
Jika kita telaah, berkembangnya paham Asy’ariyah di berbagai negeri disebabkan beberapa faktor, di antaranya:
1. Anggapan bahwa paham Asy’ariyah adalah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Padahal kita telah ketahui betapa banyak penyimpangan Asy’ariyah dalam masalah akidah, sehingga para ulama menyatakan Asy’ariyah bukanlah Ahlus Sunnah.
2. Di sejumlah negara, paham ini didukung oleh para penguasa. Di kawasan Asia, aliran Asy’ariyah dijadikan aliran resmi Dinasti Gaznawi di India (abad 11-12 M) yang didirikan oleh Mahmud Gaznawi. Berkat jasa Mahmud Gaznawi itulah, aliran ini menyebar dari India, Pakistan, Afghanistan, hingga Indonesia. Aliran Asy’ariyah berkembang sangat pesat pada abad ke-11 M, tepatnya pada masa kekuasaan Aip Arsalan dan Dinasti Seljuk (abad 11-14 M). Menurut sejarah, sang khalifah dibantu oleh perdana menteri yang begitu setia mendukung aliran Asy’ariyah, yakni Nizam al-Mulk. Pada masa itu, penyebaran paham Asy’ariyah mengalami kemajuan yang sangat pesat melalui lembaga pendidikan bernama Madrasah Nizamiyah yang didirikan oleh Nizam al-Mulk.
3. Paham Asy’ariyah juga tersebar seiring menyebarnya Shufiyah (sufi). Continue reading

MADZHAB AHLUS SUNHAH TIDAK IDENTIK DENGAN ASY’ARIYAH ( masuk akal nggak ?)

MADZHAB AHLUS SUNHAH TIDAK IDENTIK DENGAN ASY’ARIYAH

Buku_Putih_Imam_Al_Asyari
Seakan telah merijadi konsensus tak tertulis, bahwa setiap pengikut madzhab imam empat diberbagai belahan dunia selalu beraqidah Asy’arlyah,.Syafi’l fiqihnya, Asy’ari aqidahnya. Hanafi fiqihnya, Asy’ari aqidahnya. MaLiki fiqihnya, Asy’ari aqidahnya. Hambali fiqihnya, Asy’ari aqidahnya. TimbuL pertanyaan benarkah imam-imam tersebut beraqidah Asy’ariyah?

Sungguh sangat ironis asumsi seperti Ini. Bagaimana mungkin hat itu terjadi? Padahal Imam Ahmad bin HanbaL yarng merupakan imarn termuda di antara keempat imam tersebut dan dikagumi oleh Imam Abu Al Hasan- Al Asy’ari, tidak pernah bcrrjumpa dengan Abu Al Hasan. Imam Ahmad lahir pada tahun 164 H dan wafat tahun 241. Adapun AbuL Hasan lahir pada tahun 260 H (bahkan ada yang mengatakan talhun 270 H) dan wafat tahun 124 M. Jadi, Imam Ahmad lebih dahulu daripada Abul Hasan. Sehingga layak dipertanyakan, bagaimana mungkin Imam Ahmad mengikutl madzhab Abu AI Hasan dan menjadi Asy’ari?

Bila Imam Ahmad yang paling muda di antara empat Imam madzhab tersebut demikian keadaannya, bagaimana pula dengan Imam Syafi’i yang Lahir pada tahun 150 H dar wafal lahun 204 H. Kapan Imam Syafi’i kenal Asy’ahyah? Begitu pula dengan Imam Malik yang Lahir tahun 93 H dan wafat tahun 179 H. Lebih ke atas Lagi Abu Hanifah, beliau lahir tahun 80 H wafat tahun 150 H. Dengan demikian, sangat Lidak mungkin para imam tersebut beraqidah Asy’ariyah. Sebuah madzhab aqidah yang muncuL seecara baru, sesudah para imam tersebut wafat. Bahkan secara jelas, aqidah para iman lersebut adalah satu, yaitu aqidah AhLu Sunnah wal Hadits. Continue reading

ASWAJA SUFI MENIRU-NIRU SYIAH..?? ATAUKAH SEBALIKNYA..??!!

ASWAJA SUFI MENIRU-NIRU SYIAH..?? ATAUKAH SEBALIKNYA..??!!
aswaja2
(studi banding antara aqidah tokoh syi’ah :Al-Khumaini dan aqidah kaum sufi : At-Tijaani, Alwi Al-Maaliki, Habib Al-Jufri, dan Habib Munzir)

Sungguh kita menemukan permusuhan yang sangat sengit dari kaum syi’ah dan aswaja imitasi (baca : sufi) terhadap aswaja asli (baca : salafy atau yang dinamakan oleh kaum sufi sebagai wahabi). Seakan-akan musuh mereka hanyalah kaum wahabi. Ada apa gerangan antara Syi’ah dan Aswaja, kenapa sama-sama bersepakat memusuhi kaum wahabi..??!!

Rahasianya adalah adanya kesamaan antara dua kelompok ini, terutama dalam peribadatan kepada penghuni kuburan dan para wali !!!

Tidak heran jika SYI’AH & ASWAJA SUFI :

–         Sama-sama hobi meninggikan kuburan…??!!

–         Sama-sama hobi beribadah di kuburan…??!!

–         Sama-sama hobi meminta dan beristighotsah kepada penghuni kuburan..??!!

–         Sama-sama hobi mencari barokah dari pasir yang ada dikuburan para wali??

–         Sama-sama berlindung dibalik topeng “cinta kepada Ahlul Bait…”, atau “Demi menghormati Ahlul Bait”, seakan-akan kecintaan kepada Ahlul Bait dan kesyirikan adalah dua perkara yang saling melazimkan !!! Continue reading

PENGAKUAN MANTAN DUKUN TERNAMA

 QuantcastPENGAKUAN MANTAN DUKUN TERNAMA
pake-jimat-syirik

Pada pembahasan kali ini saya akan memaparkan penipuan-penipuan yang sering dilakukan paranormal dengan padepokan, lembaga atau yayasan yang bergerak dalam pemasaran dibidang ilmu-ilmu kesaktian (Reiki, meditasi, tenaga dalam, ilmu hikmah, aji-aji kesaktian dan ilmu-ilmu sejenis) dalam menjerat calon mangsanya yang kesemuanya saya dapatkan dari pengakuan seorang mantan Grand Master Ilmu Ghoib yang telah bertobat.

Pengakuan dirinya dalam membohongi calon mangsanya akan saya paparkan dengan sedikit mengedit dan memperbaiki susunan kalimat yang telah ditulisnya (Silahkan buka websitenya di http://paranormalsakti.freehomepage.com). Pengakuannya adalah :

Kenalkanlah kami adalah bekas paranormal atau dukun atau guru ilmu ghaib dari salah satu kota besar di Jawa Barat yang dulu gemar akan hal-hal supranatural hingga kami sempat beberapa tahun mendirikan perguruan ilmu gaib dengan dalih membantu sesama manusia. Maksud kami membuat tulisan ini yaitu sebagai persembahan kepada bangsa Indonesia sekaligus memberi masukan kepada generasi muda bangsa untuk mendapatkan informasi-informasi penting terhadap kegiatan-kegiatan supranatural yang dulu pernah kami tekuni untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidup baik itu berbentuk finansial atau berupa sikap atau rasa hormat dari orang lain.

Maksud kami yang lain dalam membuat tulisan ini yaitu untuk meminta maaf kepada para pasien atau pengikut-pengikut kami yang telah lama kami sesatkan imannya melalui praktek-praktek sesat yang kami ajarkan sekaligus kami juga berusah untuk menyelamatkan seluruh umat beragama dengan cara mengingatkan akan bahaya-bahaya kesesatan yang sengaja dilakukan oleh ahli-ahli spritual yang berkedok Agama. Continue reading

10 Keanehan Para Pendukung Maulid

10 Keanehan Para Pendukung Maulid
pantai
Oleh: M. Abduh Tuasikal

1- Mencintai Nabi, namun beribadah tanpa perintah Nabi

2- Menanyakan mana dalil yang mengharamkan maulid secara khusus. Padahal seharusnya yang ditanyakan adalah mana dalil yang memerintahkan. Karena bedakan antara masalah ibadah dan adat atau muamalah.

3- Berkata bahwa maulid adalah bid’ah hasanah karena menganggap bid’ah itu ada dua. Ada bid’ah hasanah dan sayyi’ah. Namun ketika ditanya, apa yang dimaksud bid’ah sayyi’ah, mereka sulit menyebutkan contohnya.
Padahal ulama Syafi’i seperti Ibnul ‘Atthor, murid Imam Nawawi telah mengategorikan beberapa bid’ah yang dikatakan hasanah oleh mereka sebagai bid’ah yang tercela.

4- Mengaku madzhab Syafi’i namun tidak pernah menunjukkan Imam Syafi’i mengadakan maulid.

5- Di tanah kelahiran Nabi tidak merayakan maulid, namun anehnya negeri yang jauh dari tempat tersebut malah merayakannya. Continue reading

Kerancuan kaidah dalam legalitas diperbolehkannya perayaan Maulid Nabi Shallallahu alaihi wa salam

Kerancuan kaidah dalam legalitas diperbolehkannya perayaan Maulid Nabi Shallallahu alaihi wa salam

tahrifun-nushush1

Ada sebuah tulisan dari pak Habib tentang tanggapan beliau atau tepatnya bantahan beliau kepada orang yang anti Maulid Nabi dengan judul “MERAYAKAN MAULID NABI, SIAPA BILANG SESAT?? Didalam tulisan mukadimah beliau membawakan :
Kutipan : “ Dalam syari’at, kita ada qaidah; Laa Tahriim illaa bi Daliil; Tidak boleh mengharamkan sesuatu kecuali memang ada dalil yang mengharamkannya. Contohnya, selama tidak ada dalil yang mengharamkan penggunaan handphone, maka tidak boleh seseorang semena-mena mengharamkan handphone, kecuali memang ada ‘kotoran’ di dalam handphone tersebut yang diharamkan syari’at.

Nah.. Coba tunjukkan dalil yang mengharamkan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. Adakah?

# Jawab : Bagi sebagian orang memang penjelasan diatas seakan-akan benar, tetapi ada beberapa kerancuan bila bagi orang yang sudah atau sedikit mengetahui atau belajar tentang kaidah diatas. Kaidah Laa tahrim illaa bi Daliil adalah kaidah fiqih yang biasanya digunakan pada permasalahan keduniaan/adat/muamalah yang hukum asalnya mubah kecuali ada dalil yang mengharamkannya dan bukan ibadah. Adapun untuk Ibadah tidak bias digunakan kaidah diatas, karena akan kacau balau.

Contoh : Kalau mengikuti kaidah “ Laa Tahrim illaa bi daliil “ maka boleh dong saya mengatakan “ Bolehnya seorang muslim sholat shubuh 5 Rokaat “ lho koq bisa….ya iya dong…kan tidak ada dalil yang melarang tentang amaliah tersebut, coba carikan dalil baik dari Alqur’an dan Hadist Nabi Shollallahu alaihi wa sallam yang shahih yang mengatakan larangan tersebut??

…sampai tua kita tidak akan menemukan larangan tersebut secara khusus ( sama dengan kaidah antum tentang Maulid Nabi ),

adapun permasalahan Ibadah atau hukum ibadah adalah menggunakan kaidah ilmiah yang benar adalah seperti yang dikatakan oleh Al-Alamah Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang menakjubkan, I’lam al-Muwaqqi’in (I/344) :

“Dan telah maklum bahwa tidak ada yang haram melainkan sesuatu yang diharamkan Allah dan RasulNya, dan tidak dosa melainkan apa yang dinyatakan dosa oleh Allah dan RasulNya bagi orang yang melakukannya. Sebagaimana tidak ada yang wajib kecuali, apa yang diwajibkan Allah, dan tidak ada yang haram melainkan yang diharamkan Allah, dan juga tidak ada agama kecuali yang telah disyari’atkan Allah. Maka hukum asal dalam ibadah adalah batil hingga terdapat dalil yang memerintahkan. Sedang hukum asal dalam akad dan muamalah adalah shahih  hingga terdapat dalil yang melarang.

Adapun perbedaan keduanya adalah, bahwa Allah tidak disembah kecuali dengan apa yang telah disyariatkanNya melalui lisan para rasulNya. Sebab ibadah adalah hak Allah atas hamba-hambaNya dan hak yang Dia paling berhak menentukan, meridhai dan mensyari’atkannya”

Pada dasarnya kita tidak boleh mengamalkan atau mensyariatkan amal ibadah kecuali ada dalilnya dari Al Qur’an dan As Sunnah yang mensyariatkannya . Barang siapa yang mensyariatkan sebuah ibadah tanpa dalil maka dia telah membuat perkara Bid’ah ( perkara-perkara baru yang tidak ada contohnya ).

Hal tersebut sebagaimana kaidah yang telah disebutkan dalam Al qur’anAllah azza wa Jalla berfirman ” Apakah mereka mempunyai sekutu yang mensyariatkan bagi mereka agama yang tidak diizinkan oleh Allah ( Qs. Asy- Syuro (42) : 21 ) . Allahul Musta’an.

 

Kisah yang Mengharukan: Anak yang Mengeraskan Suaranya di Masjid

Kisah yang Mengharukan: Anak yang Mengeraskan Suaranya di Masjid

bp24

Seorang imam masjid mengisahkan..

Ada seorang anak kecil yang umurnya belum mencapai 10 thn. Dia selalu menjalankan shalat berjamaah di masjid, dan selalunya berusaha menempati shaf paling depan. Anak itu biasa mengeraskan suara saat shalat, terutama tatkala saya selesai membaca al-fatihah, si anak membaca “aamiin” dengan suara sangat keras.

Suatu kali, saya ingin menasihati anak ini agar merubah kebiasaannya. Akan tetapi setiap kali saya selesai shalat dan berdzikir anak itu telah pergi, saya tidak sempat berbicara dengannya.

Hingga suatu kali, setelah selesai shalat saya langsung memegang tangan anak itu sebelum ia pergi. Lalu saya bertanya, “Nak, mengapa kamu sering berteriak keras sewaktu shalat?” Continue reading

Wahhabi… Wahhabi…. Faktanya ?!

Wahhabi… Wahhabi…. Faktanya ?!

ceritamotivasi-citacita-copy

Jika ada yang membahas tentang Tauhid dan  Syirik atau Sunnah dan bid’ah, bukan hal aneh jika akan muncul cemoohan “Wahabi!”. Ternyata membahas larangan mengucapkan selamat natal tempo hari juga muncul cemoohan itu lho… ??? Bukankah kaum muslimin (bukan hanya Wahhabi) telah sepakat akan haramnya ucapan selamat natal dan semisalnya !??

Tudingan dan cemoohan ini muncul jika terdapat Nasehat seperti, “Beribadahlah dan Memintalah hanya kepada Allah saja…”, atau “Beribadahlah sesuai tuntunan Rasulullah…” atau “Janganlah menyelisihi Rasulullah…” atau “Pahamilah agama seperti para Sahabat Nabi memahami Agama…” atau nasihat-nasihat yang semisalnya…..

Perhatikanlah cuplikan-cuplikan nasihat di atas apakah ada yang salah dari nasihat tersebut? Bukankah sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita hanya beribadah dan berdo’a kepada Allah semata? Bukankah sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita beribadah sesuai dengan Sunnah/Petunjuk Rasulullah? Bukankah sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita berpegang dengan pemahaman para Salafus Shalih? Lantas mengapa ada sebagian orang ketika disampaikan kepadanya nasihat untuk melaksanakan itu semua dengan serta merta ia menjawab, “Wahhabi!”, “Awas ajaran Wahhabi!”, “Ente Wahhabi ya?!” Continue reading

PARODI : RAHASIA DIBALIK MAULID NABI

Sekedar bacaan ringan tentang parodi dari percakapan tentang Maulid Nabi…untuk refresh saja…..( No feeling!!)

dialogue-symbolsPARODI : RAHASIA DIBALIK MAULID NABI

Murid : “Pak Kyai, kenapa sich perayaan Maulid Nabi koq waktunya tidak serentak satu hari saja di seluruh dunia seperti hari2 perayaan lainnya? Kenapa perayaannya boleh diulang2 selama sebulan atau beberapa bulan?” Pak Kyai : “Maksudnya apa? Tolong dijelaskan sekali lagi biar saya paham pertanyaannya.”

Murid : “Begini pak Kyai. Hari Maulid Nabi itu kan jatuh tanggal 12 Rabi’ul Awal, lantas kenap…a orang2 memperingatinya tidak hanya tanggal 12 saja? Ada yg memperingati tanggal 12, ada juga yang tanggal 13, atau 14 atau 15, dst, bahkan ada yang lebih dari sebulan berlalu baru memperingati. Kenapa semuanya tidak serentak tanggal 12 saja?” Continue reading

BERLINDUNG (DIRI) DARI MAKHLUK HALUS

BERLINDUNG (DIRI) DARI MAKHLUK HALUS

Suram

Oleh : Ustadz Rijal Yuliar, Lc

Pembaca yang dirahmati Allah Azza wa Jalla, meyakini keberadaan jin atau setan merupakan bagian dari ajaran agama Islam yang mulia ini. Alam mereka (para jin) sama sekali berbeda dengan alam manusia meskipun keduanya diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla untuk satu tujuan yaitu beribadah hanya kepada-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. [adz-Dzâriat/51:56]

Manusia tidak dapat melihat jin atau setan dengan kasat mata. Namun, mereka dapat melihat manusia. Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Sesungguhnya dia (setan) dan anak keturunan dari bangsanya dapat melihat kalian sementara kalian tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu sebagai pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. [al-A‘râf/7:27]

Setan adalah musuh manusia yang selalu berupaya menjauhkan mereka dari jalan Allah Azza wa Jalla yang lurus. Setan mengajak para pengikutnya untuk menemaninya di neraka sa‘ir. Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia musuh (kalian), sesungguhnya setan itu mengajak para pengikutnya agar menjadi penghuni neraka (sa‘ir) yang menyala-nyala” [Fâthir/35:6] Continue reading

Meneladani Sahabat Nabi, Jalan Kebenaran

Meneladani Sahabat Nabi, Jalan Kebenaran

Di tengah maraknya pemikiran dan pemahaman dalam agama Islam, klaim kebenaran begitu larisnya bak kacang goreng. Setiap kelompok dan jama’ah tentunya menyatakan diri sebagai yang lebih benar pemahamannya terhadap Islam, menurut keyakinannya.

Kebenaran hanya milik Allah. Namun kebenaran bukanlah suatu hal yang semu dan relatif. Karena Allah Ta’ala telah menjelaskan kebenaran kepada manusia melalui Al Qur’an dan bimbingan Nabi-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam. Tentu kita wajib menyakini bahwa kalam ilahi yang termaktub dalam Al Qur’an adalah memiliki nilai kebenaran mutlak. Lalu siapakah orang yang paling memahami Al Qur’an? Tanpa ragu, jawabnya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dengan kata lain, Al Qur’an sesuai pemahaman Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sabda-sabda Shallallahu’alaihi Wasallam itu sendiri keduanya adalah sumber kebenaran. Continue reading

MAAF KAN AKU AYAH =>” Bagaimana mengatasi Anak Nakal dalam pandangan syariat “

Bismillahi wal hamdulillahi wa sholatu wassallamu ala Rasulillah wa ba’du, Pelajaran buat kita para orang tua yang terkadang dalam mensikapi anak yang berbuat salah , tidak sabar dan terbawa emosi dalam memberikan hukuman atau teguran dengan  fisik yang berlebihan sehingga penyesalan yang diperoleh.Semoga cerita dibawah bisa menjadikan pelajaran buat kita sebagai orang tua hendaknya agar lebih bijaksana dalam mensikapi kenakalan anak dengan panduan syariat yang muliya dan agung ini. Allahul musta’an

MAAF KAN AKU AYAH

Betapa bahagianya aku menjadi anak yg paling di sayang ayah dan ibu yg sering membawaku jalan2 ke alun2 kota dan membelikan mainan untuku..

TP…ntah kenapa,ibu mendadak pergi meninggalkan kita,,hanya pesan terakhir yg ku dapat ibu pergi mencari uang untuk membelikan sepeda baru untuku…
Ayah…kenapa beberapa hari ini ayah sering marah2,
Walaupun itu kesalahan yg amat kecil ,apa karena dengar kabar ibu yg tidak baik sehingga ayah menjadi gampang marah2 padaku.

Hari itu…aku bermain sepak bola dengan teman2ku di depan rumah,,tampa sengaja bola itu memecahkan kaca rumah kita..
Ku lihat kau lari kebelakang membawa sebuah rantai yg sering kau pakai merantai becakmu…tampamelawan dan hanya tangis,,kau tak hiraukan aku…kau rantai kaki ku di kamar,sebagai hukuman kenakalanku,,

Ayah…udah berminggu minggu kenapa ayah tak mau melepaskan rantai ini,aku ingin bermain bersama teman2ku lagi…. Continue reading

Jalan Berliku Menuju Kebenaran Yang Dirindu

Jalan Berliku Menuju Kebenaran Yang Dirindu

Diceritakan oleh : Ibnu Abdi Robbihi

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam tercurah kepada Rasulullah.

Amma ba’du.

“Dan di bumi terdapat tanda-tanda kekusaaan Allah bagi orang-orang yang yakin, bahkan dalam dirimu sendiri terdapat tanda-tanda itu apakah engkau tidak memperhatikannya” (Adz Dzariyaat : 20-21).

Saudaraku, sejenak aku akan bercerita kepadamu sekilas perjalanan hidupku, semoga engkau bisa mengambil pelajaran darinya.

Masa kecil

Dahulu aku adalah seorang anak kecil yang memiliki hobi menggambar, mendengarkan musik dan menyaksikan film kartun. Aku memang bukan anak gaul yang suka main bersama teman-teman yang lain pergi kesana dan kemari.

Ketika menginjak usia SD, orangtuaku memasukkan aku di sekolah Muhammadiyah di sebuah dusun di dekat rumah kakekku. Menjelang usia SMP aku telah dididik oleh kakakku untuk membenci Amerika, yah tepatnya ketika itu terjadi perang teluk. Saat itu ketertarikanku kepada dunia politik mulai tumbuh, berita-berita radio BBC pun ikut terserap di telingaku. Memang ayahku adalah seorang anggota TNI Angkatan Udara, namun ayahku adalah orang yang kritis kepada perilaku pejabat pemerintahan. Secara tidak langsung hal itupun mendorongku untuk bersikap kritis pula terhadap pemerintahan. Walaupun begitu, bukan berarti dunia militer tidak menarik bagiku. Di usia SMP itu aku berkeinginan untuk menjadi tentara yang berjuang membela tanah air. Sehingga akupun turut serta mendaftarkan diri dalam seleksi calon siswa SMA Taruna. Dengan taqdir Alloh, alhamdulillah aku tidak diterima di sana. Setelah itu harapan untuk menjadi tentara menjadi sirna. Continue reading

SAAT SUJUD, SEORANG IMAM MASJID MENDENGAR SERUAN PUTRANYA

SAAT SUJUD, SEORANG IMAM MASJID MENDENGAR SERUAN PUTRANYA

Kisah nyata ini diceritakan sendiri oleh pelakunya dan pernah disiarkan oleh Radio Al Qur’an di Makkah al Mukarramah. Kisah ini terjadi pada musim haji dua tahun yang lalu di daerah Syu’aibah, yaitu daerah pesisir pantai laut merah, terletak 110 Km di Selatan Jeddah.

Pemilik kisah ini berkata:

Ayahku adalah seorang imam masjid, namun demikian aku tidak shalat. Beliau selalu memerintahkan aku untuk shalat setiap kali datang waktu shalat. Beliau membangunkan ku untuk shalat subuh. Akan tetapi aku berpura-pura seakan-akan pergi ke masjid padahal tidak.

Bahkan aku hanya mencukupkan diri dengan berputar-putar naik mobil hingga jama’ah selesai menunaikan shalat. Keadaan yang demikian terus berlangsung hingga aku berumur 21 tahun. Pada seluruh waktuku yang telah lewat tersebut aku jauh dari Allah dan banyak bermaksiat kepada-Nya. Tetapi meskipun aku meninggalkan shalat, aku tetap berbakti kepada kedua orang tuaku. Continue reading

Akhirnya Mereka Lari Dari Neraka

Akhirnya Mereka Lari Dari Neraka

Mereka adalah orang-orang yang meninggalkan agama serta keyakinan batil mereka, lalu Allah Subhanahu wa ta’ala menerangi hati dan akal mereka dengan cahaya Islam, sehingga mereka pun segera menyambut agama ini, menjadikannya sebagai jalan hidup.

Dengan itu, mereka telah mengorbankan segala yang dimiliki berupa keluarga, harta. Popularity, status sosial,keinginan dan lain-lainnya. Seterusnya, mereka meluangkan waktu untuk berdakwah di jalan Allah Subhanahu wa ta’ala dan membebaskan manusia dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya. Dalam hal itu, mereka hanya mengharapkan pahala di sisi Allah,bercita-cita agar Allah Subhanahu wa ta’ala memperbaharui generasi muda muslim melalui diri mereka dan agar mereka menjadi sebab kepada kebahagiaan umat manusia serta menyelamatkannya dari cengkaman kekufuran, khurafat dan kesesatan. Continue reading

Menyikapi Film “Innocence Of Muslim” Secara Bijak

Menyikapi Film “Innocence Of Muslim” Secara Bijak

Fenomena Film Innocence Of Muslim

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum.

Ustadz, saya mau tanya. Baru-baru ini ada film kontroversial yang menghina Nabi Muhammad.  Bagaimana seharusnya sikap kita menghadapi hal ini?

Jazakallahu khairan

Dari: Alan

Jawaban:

Wa’alaikumussalam

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du

Setelah dirilis film Innocence of Muslim, kaum muslimin menjadi geram. Film ini jelas merendahkan dan menjatuhkan harga diri mereka sebagai umat Nabi rahmat, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Fenomena ini selanjutnya diperparah dengan kejadian pembunuhan Duta Besar AS untuk Libya dan beberapa rekannya.

Ada beberapa catatan penting yang bisa kami sampaikan dalam menyikapi fenomena semacam ini:

1. Wajib membenci sikap penghinaan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pelakunya.

Umat Islam sepakat bahwa menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tindakan kekafiran. Bahkan mereka sepakat bahwa pelaku tindakan ini wajib dibunuh, meskipun dia bertaubat, dan bahkan meskipun yang menghina itu orang kafir.

Dalam Fatwa Islam (no. 22809) dinyatakan: Continue reading

Menyikapi Film yang Menghina Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ( Nasihat Syaikh Shalih Al-Fauzan -hafizhahullah )

 

Menyikapi Film yang Menghina Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ( Nasihat  Syaikh Shalih Al-Fauzan -hafizhahullah )

Ulama senior di Kerajaan Saudi Arabia, sekaligus anggota Al Lajnah Ad Daimah (komisi Fatwa Kerajaan Saudi Arabia), Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan mendapatkan pertanyaan dalam kajian harian beliau di daerah Malaz Riyadh, “Fadhilatusy Syaikh –waffaqakumullaah-. Pertanyaan yang masuk saat ini banyak sekali. Di antaranya, ada yang bertanya tentang bagaimana nasehat Anda bagi para penuntut ilmu dan juga selain mereka tentang apa yang terjadi saat ini berkaitan dengan film yang menghina Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa wejangan Anda dalam hal ini?” Continue reading

Bocah dan Sekantong Paku

 Bocah dan Sekantong Paku

Konon Ahmad adalah bocah yang sulit diatur… sifatnya yang gampang marah dan keras kepala, menjadikannya sering bertengkar dan berkata kasar kepada orang lain.

Suatu ketika, ayahnya memanggilnya lalu memberikan sekantong paku kepadanya; “Nih, tiap kali kau bertengkar atau berkata kasar kepada siapa pun, tancapkan sebatang paku di pagar itu” kata ayahnya.

Di hari pertama, Ahmad menancapkan sebanyak 32 batang paku di pagar… dan setelah seminggu berlalu, ia demikian terkejut melihat banyaknya paku-paku yang tertancap di pagar. Ia pun memutuskan untuk lebih mengendalikan dirinya dan mengurangi jumlah paku yang harus dia tancapkan tiap hari.

Ternyata benar, ia berhasil mengurangi jumlah paku yang harus ditancapkannya tiap hari… dan saat itulah ia mulai sadar bagaimana cara mengendalikan diri. Baginya, hal tersebut lebih mudah dari pada harus menancapkan paku di pagar setiap hari. Continue reading

PERSETERUAN DUA BERSAUDARA DI PENGADILAN

OLEH: MAMDUH FARHAN AL-BUHAIRI

Kita banyak membaca dan mendengar tentang kisah-kisah sedih, tentang durhaka kepada orang tua yang menghitamkan ikatan keluarga. Hal yang membuahkan prilaku-prilaku buruk yang mengobarkan amarah. Beberapa perkara dan pertengkaran keluarga sampai juga ke pengadilan. Biasanya, pertengkaran antara individu dalam sebuah keluarga tersebut berkenaan dengan perkara warisan yang mengakibatkan terputusnya tali rahim yang diperintahkan oleh Allah untuk disambung. Menyebabkan terputusnya hubungan, dan sikap masa bodoh seluruh keluarga terhadap ajaran-ajaran syariat, padahal Islam mendorong untuk menyambung rahim yang merupakan sebuah tuntunan yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim.

Aku mengetahui satu bagian dari kasus dua orang bersaudara yang diperkarakan di pengadilan Saudi. Perkara tersebut telah memakan beberapa waktu lamanya hingga hakim memutuskan perkara tersebut.

Rincian perkara tersebut adalah perselisihan dan pertengkaran keras antara dua bersaudara.

Sang kakak telah mencapai usia 50 tahun, dan dialah yang dikalahkan dalam perkara tersebut. Hakim telah memutuskan perkara berpihak kepada adiknya. Sang Kakak terus menangis saat putusan hukum dibacakan. Dia menangis di dalam pengadilan hingga basah jenggotnya. Continue reading

Pak Tua dan Kereta Api

Pak Tua dan Kereta Api

Pernahkah Anda mendengar cerita Pak Tua dan kereta api? Makna yang dikandung cerita ini demikian lekat dengan kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi sering kali kita lalaikan begitu saja. Jika Anda belum pernah mendengarnya, maka inilah ceritanya…

Suatu ketika, seorang kakek dengan penampilan yang cukup berwibawa masuk ke gerbong sebuah kereta api. Kakek tersebut terlihat cukup tua dan berwibawa hingga siapa saja yang melihatnya pasti menaruh hormat kepadanya. Seperti penumpang lainnya, Si Kakek tentu mencari tempat duduk yang cocok untuknya karena kereta api akan jalan sebentar lagi. Ia telusuri deretan bangku demi bangku untuk mencari tempat duduk yang kosong. Pertama kali ia melalui bangku berisi anak-anak yang lagi asyik bermain; “Assalaamu’alaikum…”, sapanya.

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh, Selamat datang Kek…”, jawab mereka.

“Maaf anak-anak, adakah tempat duduk yang kosong untukku?” tanya si Kakek.

“Oh… sayang sekali Kek, sebenarnya kami siap membantu Kakek dengan senang hati karena Kakek adalah orang yang demikian kami hormati. Akan tetapi kami masih anak-anak yang gemar bermain, kami khawatir jika Kakek akan terganggu dengan kegaduhan kami selama di perjalanan, Kakek cari tempat duduk lainnya saja”, jawab mereka. Continue reading

Kisah Nyata… penuh ibrah…..

Kisah Nyata… (*sesuai judul dari sumber artikel)

Oleh: Dr. Abdullah Al ‘Utsman

Sebelumnya, saya ingin bertanya:

Pernahkah Anda berfikir suatu hari untuk masuk Rumah Sakit dengan suka rela, lalu memperhatikan keadaan para pesakitan?

Pernahkah Anda masuk ke ruang operasi di saat-saat yang menegangkan?

Pernahkah Anda melewati saat-saat kritis di ruang ICU bersama seorang pasien yang sedang menanti ajal?

Pernahkah Anda mencoba tinggal seharian di ruang gawat darurat dan mobil ambulan untuk menyaksikan keajaiban takdir Allah atas hamba-Nya?

Kalau begitu, letakkan tangan Anda pada tangan kami dan mari kita selami ‘dunia’ yang penuh keajaiban tersebut…

 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ [البقرة/155]

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar

(Al Baqarah: 155).

Di Ruang Gawat Darurat

Ada seorang pemuda mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil. Kecelakaan tersebut demikian tragis hingga menyebabkannya koma, bahkan jantung dan paru-parunya pun tidak bekerja… Dengan cepat tim dokter segera memberinya pernapasan buatan dengan sekuat tenaga agar jantung dan paru-parunya kembali berfungsi, demikian pula kejutan listrik dan obat-obatan untuk merangsang jantung agar mau berdenyut SEKALI SAJA! Namun sayang, tidak ada perkembangan. Subhanallaah, nampaknya Allah تعالى telah menetapkan kematian atasnya. Continue reading

KIsah Nyata Teladan Muslimah

KIsah Nyata Teladan Muslimah

Oleh: Syaikh Muhibbudin Al-Khatib

Pengantar Redaksi Ulama Sunnah:
Berikut ini adalah Kisah Kehidupan Fathimah binti Abdil Malik bin Marwan, istri Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang begitu termasyhur dalam sejarah Islam. Kisah hidup beliau yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Muhibbuddin Al-Khathib di dalam Muqaddimah Adabuz Zifaf ini sungguh mengesankan, dan tidak ada pertanyaan yang patut dilontarkan kepada para muslimah berkenaan dengan cerita ini melainkan, “Bisakah kalian meniru beliau?” Syaikh Muhibbudin Al-Khatib rahimahullah menuturkan,

“Di saat menikah, Fathimah binti Amirul Mukminin (Abdul Malik bin Marwan) adalah anak dari seorang ayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi atas wilayah Syam, Iraq, Hijaz, Yaman, Iran, Sindustan, Kaukasus, Qaram (القرم), hingga belakang sungai: arah timur: Nigeria dan Genova, arah barat: Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko Aqsa, dan Spanyol Barat.

Fathimah bukan saja putri khalifah tertinggi, tetapi juga saudara perempuan empat khalifah Islam: Al-Walid bin Abdil Malik, Sulaiman bin Abdil Malik, Yazid bin Abdil Malik, dan Hisyam bin Abdil Malik. Dan lebih dari itu, beliau adalah isteri dari khalifah paling agung yang dikenali Islam sesudah para khalifah di awal Islam, yaitu Amirul Mukminin Umar bin Abdil Aziz. Continue reading

Humor Salafi (Diangkat dari Kitab Al Adzkuyaa’ karya Imam Ibnul Jauzi)

Humor Salafi (Diangkat dari Kitab Al Adzkuyaa’ karya Imam Ibnul Jauzi)

“jika harus tersenyum, tersenyumlah dengan bijak.
jika harus tertawa… tertawalah dengan bijak.”

Seorang salafi harus selalu bermuka masam dan kering kerontang dari canda yang bijak?

Bila pernah terlintas pemikiran seperti itu di benak kita maka buru burulah baca buku ini. Temukan beragam kisah-kisah cerdik jenaka para Nabi, para sahabat dan orang orang shalih yang dicintai Allah.

Kisah kisah pengundang senyum dan penyegar suasana yang diangkat dari kitap Al Adzkiyaa buah karya Imam Ibnul Jauzi rahimahullah. Continue reading

Download Audio: Bersikap Bijak Pada Ajaran WALI SONGO (Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin, Lc) (Bekasi, 29 Juli 2012) (Bagus!!!)

Download Audio: Bersikap Bijak Pada Ajaran WALI SONGO (Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin, Lc) (Bekasi, 29 Juli 2012) (Bagus!!!)

 

Alhamdulillah berikut kami hadirkan rekaman kajian umum “Tabligh Akbar Ramadhan 1433H” bersama Al-Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin, Lc diselenggarakan di Masjid Jami’ Amar Ma’ruf Bulak Kapal, Bekasi Timur. Pada hari Ahad, 9 Ramadhan 1433H / 29 Juli 2012 kemarin.

Tema yang disampikan ” Bersikap Bijak Pada Ajaran Wali Songo “ (Merujuk kitab “Kropak Farara” buah pena Sunan Bonang).

Carut Marut Hikayat Walisongo

Sejarah masuknya Islam di Indonesia sungguh penuh dengan carut-marut karena sejak dahulu bangsa Indonesia memang lemah dalam sistim dokumentasi. Akibatnya, sejarah Indonesia sebelum datangnya bangsa Belanda selalu ada beberapa versi karena selalu ada distorsi dari pelaku sejarah maupun dari masyarakat yang meneruskan cerita tersebut kepada generasi berikutnya.

Sungguh suatu hal sangat memprihatinkan, bahwa sejarah lahirnya Islam di Jazirah Arabia yang terjadi pada abad ke-7 Masehi dan lahirnya Muhammad Shallallahu’alaihi wa Sallam [581 M], wafat [632 M] dan penggantinya Abu Bakar [632-634 M], Umar Bin Khotob [634-644 M], Usman Bin Affan [644-656 M], Ali Bin Abi Thalib [656-661 M] serta perkembangan Islam selanjutnya dapat terdokumentasi secara jelas. Namun sejarah masuknya Islam di Indonesia yang terjadi 7 abad setelahnya, justru tidak terdokumentasi secara pasti. Barangkali karena alasan itulah maka sejarah tentang walisongo juga penuh dengan carut-marut.

Kisah-kisah individu walisongo penuh dengan nuansa mistik, bahkan tidak hanya nuansa mistik yang menyelimuti kisah walisongo tetapi juga penuh dengan berita-berita bohong. Mistik dan bohong adalah dua hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, tetapi mengapa keduanya justru menjadi warna utama kisah para wali yang telah berjasa besar dalam menyebarkan ajaran islam di Indonesia?

Sebagai umat Islam tentu saja kita harus mengembangkan metode berpikir dialektis untuk mengambil hikmah yang sesungguhnya dan meluruskan sejarah yang sebenarnya berdasarkan sumber yang benar. Continue reading

Download Audio: Membongkar Koleksi Dusta Syaikh Idahram (Ustadz Firanda Andirja, MA) (Masjid ASTRA, 15 Juli 2012)

Download Audio: Membongkar Koleksi Dusta Syaikh Idahram (Ustadz Firanda Andirja, MA) (Masjid ASTRA, 15 Juli 2012)

Sejarah Berdarah Sekte Syi'ah

Pernahkah antum mengetahui Buku-buku yang menfitnah Dakwah Salafiyah yg disusun oleh seseorang yang menamai dirinya sebagai Syaikh Idahram?? Buku yang penuh berisi kebohongan dan kedustaan.

Idahram adalah sosok misterius yang tidak berani menampakkan batang hidungnya. Kemungkinan hal ini dikarenakan ketakutannya jika ketahuan dustanya yang sungguh sangat memalukan. Apakah ia adalah Abu Salafy yang telah saya bantah dalam buku saya ” Ketinggian Allah diatas MakhlukNya “. Ataukah ia adalah seseorang yang bernama Marhadi yang jelas siapapun dia, sosok Idahram adalah seorang pendongeng dan penipu ulung yang telah berdusta dengan memalsukan buku-buku ulama dan berdusta atas nama mereka.

Dalam penamaannya saja ia telah melakukan tipu muslihat dengan menyandangkan kata “Syaikh” pada namanya, yang mengesankan ia adalah seorang berilmu atau seorang yang berasal dari luar negeri, mengingat istilah syaikh biasanya ditempelkan kepada seorang dari negeri Arab yang memiliki ilmu, namun kenyataannya Idahram hanyalah seorang pendongeng.

Akhirnya, saya hanya bisa mengucapkan Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji’uuun… Sungguh musibah yang menimpa umat Islam Indonesia dengan hadirnya buku “Sejarah Berdarah Sekte Wahhabi” karya Idahram, yang ternyata adalah seorang “Syaikh Pendongeng”. (Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah hal.337)

Untuk antum yg ingin mengetahui kebohongan-kebohongan dari bukunya serta bantahan dari tuduhan-tuduhan yang dia sebarkan…, silahkan download kajiannya pada link berikut:

Download Via Archive.Org Atau Dalam format mp3.zip Disini

Ust Firanda Andirja – Membongkar Koleksi Dusta Idahram [mediafire]

Semoga bermanfaat!

© Yayasan Darun Najah Genteng via moslemsunnah.wordpress.com

Dipublikasi ulang dari : http://abangdani.wordpress.com

Surat-Surat Cinta

Surat-Surat Cinta


Penulis : Ustadz Fariq Gasim Anuz

Percikan Hikmah dari Jeddah

Ungkapan ketulusan hati yang terangkai dalam bait-bait kata indah nan penuh makna mampu mengetuk hati, mempererat tali persaudaraan, mendamaikan perselisihan, bahkan mendorong pembacanya untuk semakin cinta dan dekat kepada Allah, serta memahami hakikat kehidupan dunia yang fana dan kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Buku ‘Surat-Surat Cinta’ ini memuat SMS-SMS tentang persahabatan dan percintaan yang didasari keikhlasan karena Allah. Banyak peristiwa yang melatarbelakangi setiap SMS yang dituliskan, dan dibalik setiap peristiwa itu ada hikmah yang bisa dipetik sehingga dapat memberikan pelajaran dan motivasi berharga untuk meningkatkan kualitas iman, ibadah, kepekaan, akhlak, dan manfaat lainya.

Silakan simak rekaman bedah buku ‘Surat-surat Cinta” bersama penulis Ustadz Fariq Gasim An-Nuuz pada serial video berikut ini, semoga bermanfaat.
Dan berikut sepenggal cuplikan dari buku “Surat-Surat Cinta “ Continue reading

KASIH IBU

 

KASIH IBU

Kisah ini kutulis untuk permohonan maafku pada ibu, orang yang telah mengandung, melahirkan , merawat, dan membesarkanku. Namun sepanjang umurku, aku selalu melukai, membuat malu, dan menyusahkannya dengan berbagai macam ulahku.

Ibu… Masih ingatkah saat aku membuatmu menangis malu, karena tetangga datang ke rumah marah-marah memakimu disebabkan aku mencuri mangga tetangga? Atau engkau yang selalu kulihat mengelus dada sabarmu karena kenakalanku pada orang-orang? Bibirmu tak pernah kering dari nasihat-nasihat untukku. Namun aku lebih memilih nafsu sebagai temanku.

Ibu… , aku masih ingat ketika siang itu, aku membuatmu tersungkur bersimpah darah. Karena jatuh saat mengejarku di tangga. Kandunganmu mengalami perdarahan hebat, hingga engkau harus berbaring di Rumah Sakit. Adik lahir premature dengan kondisi memprihatinkan. Untunglah, Ibu dan adik akhirnya selamat dan karena itu pula engkau memberi nama adik Dini karena lahir sebelum waktunya.

Ibu…, andai saja engkau dan adik tidak selamat, mungkin sekarang ini aku merasakan penyesalan yang sangat. Namu Allah sangat baik Bu, ia membiarkan memori itu terus berputar di kepalaku hingga aku menyadari semua masa lalu itu, mudah-mudahan belum terlambat ibu…

Ibu…, aku tak tahu mengapa hatimu begitu luas untuk memafkanku, padahal aku tak seperti kakak ataupun adik-adik yang lain. Mereka selalu penuh bakti dan penurut padamu, mereka juga sukses hingga bangku kuliah dan SMU. Sementara aku SMP saja tak lulus, aku sibuk nongkrong membuang waktu sia-sia dengan burung dara atau mabuk dan berjudi. Belum lagi, aku hobi mencuri uang dan perhiasan milikmu. Pernah juga aku mengambil kalung Dini saat tidur, hingga ketika bangun ia menangis meraung-raung. Tapi aku tak perduli, lama-lama kebiasaan itu merambat ke barang milik tetangga. Astaghfirullah…, malu rasanya mengingat semua itu. Continue reading

Kehidupan Kedua Seorang yang Berilmu

Kehidupan Kedua Seorang yang Berilmu

 

إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ

 

“Apabila seorang manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal : Sedekah jariyah (yang mengalir) atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya.” [1]

Pada hadits yang mulia ini terdapat petunjuk atas keutamaan ilmu atas pemiliknya. Orang yang mewariskan ilmu, apakah dengan cara mengajarkannya atau membuat sebuah karya, serupa nilainya dengan sedekah-sedekah yang mengalir pahalanya. Yang kemanfaatannya terus mengalir bagi seorang ‘alim walaupun dia telah wafat. Dikarenakan sabda beliau :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikpun pahala mereka. Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia mendapat dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikruinya tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka.” [2] Continue reading

ANAK-ANAK PEMBAWA HIDAYAH

ANAK-ANAK PEMBAWA HIDAYAH

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasih tetapi AlIah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakinNya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (QS. Al-Qoshosh: 56)

Pembaca yang budiman berikut ini, akan kami kisahkan beberapa kisah yangangat berkesan. Kami tuturkan dengan tujuan agar kita bisa mengambil pelajaran serta nasihat dan manfaatnya.

Sungguh, setiap muslim tidak boleh meremehkan suatu kebaikan walaupun ringan, karena bisa jadi sebuah kalimat jujur yang dikeluarkan dari lubuk hati yang paling dalam, sekalipun remeh ternyata bisa menjadi sebab hidayah seseorang dan memindahkannya dari jalan keburukan menu jalan kebaikan.

lngatlah sebuah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

yang artinya, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.’ (QS. Yusuf:111)

Sekarang kita mulai dari kisah yang pertama: Continue reading

Ya Rabbi, Bukalah hati kedua orang tuaku Untuk Shalat!

Oleh : Ibrahim bin Mubarok. Imam Khatib Jami’ Ali bin Abi Thalib di Kota Ihsa’

Ini adalah seorang anak yang diilhami Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk teguh, diberi taufiq untuk berada di atas kebenaran dan dilapangkan dadanya dengan keimanan setelah dia mendengar untaian-untaian kalimat jujur yang keluar dari guru dan teman-temannya tentang shalat, keagungan dan kedudukannya dalam syariat.

Maka diapun mendatangi shalat, menjaga kelestariannya, sementara dia diuji dengan kedua orangtuanya yang tidak menjaga shalatnya. Continue reading

Pemandangan Yang Belum Pernah Anda Lihat

Pemandangan Yang Belum Pernah Anda Lihat

Oleh: Ummu Mariah Iman Zuhair

Tidak diragukan lagi bahwa setiap manusia memiliki banyak gambaran dan pemandangan, akan tetapi secara tabiat dia tidak pernah melihat pemandangan-pemandangan berikut ini :

Pertama:

Saat anda diusung keranda di ataskeranda di pundak manusia.

Kedua:

Saat anda mendengar langkah suara seret sandal manusia setelah mereka meninggalkan anda di dalam kubur seorang diri.

Ketiga:

Saat manusia seperti anai-anai yang beterbangan

Keempat:

Saat matahari mendekat ke para makhluk dan engkau menunggu penghisaban amal

Kelima:

Saat engkau lewat di atas shirat.

Keenam:

Saat menuju sorga atau neraka

Ya Allah, rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyayang terhadap kami, dan janganlah mengadzab kami, dan Engkau adalah Maha Kuasa atas kami. Ya Allah, rahmatilah kami saat bumi itu berganti menjadi bukan bumi, demikian pula langit. Ya Allah, jika datang Munkar dan Nakir, dan menyodorkan pertanyaan kepada kami, maka ya Allah, ilhamkanlah kepada kami jawabannya. Ya Allah, teguhkanlah kami dengan ucapan yang teguh di dunia dan di akhirat. Ya Allah, rahmatilah kami pada hari seseorang akan berlari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Masing-masing diantara mereka pada hari itu memiliki urusan yang menyibukkan mereka. Continue reading

Perkaranya Lebih Cepat dari Itu

Perkaranya Lebih Cepat dari Itu

Kalimat di atas adalah jawaban al-Hasan al-Bashri Rohimahullah kepada seseorang yang berkata kepadanya, “Wahai Abu Said, tidakkah engkau mencuci bajumu?” Maka dia menjawab dengan jawaban di atas.

Jawaban ini dia timba dari sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam saat beliau melihat Abdullah bin Amru memperbaiki rumah kayunya, beliau bertanya, “Sedang apa?” Dia menjawab, “Lapuk, kami memperbaikinya.”

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,“Aku tidak melihat perkaranya kecuali lebih cepat dari itu.”Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi. An-Nawawi berkata, “Dengan sanad al-Bukhari dan Muslim.”

Semua orang tak sangsi dan tak ragu akan mati, tetapi kebanyakan dari mereka seperti tak akan mati, walaupun saban hari dan setiap waktu keranda diangkat ke kubur, penghuni dalam tanah mendesak penghuni di atasnya, namun tetap saja tidak membangunkan mereka, tidak membuka mata mereka bahwa ajal kematian ternyata lebih cepat dari semuanya, yang berjabatan terus berusaha dan bersibuk ria mempertahankan kursi malasnya, yang berduit terus bermain-main dengan duitnya, yang masih muda, belum merasa tua terus asyik dengan kesenangannya, padahal perkaranya lebih cepat dari itu.

Salman berkata, “Tiga orang mengherankanku kemudian membuatku tertawa: Orang yang berharap dunia sementara maut mencarinya, orang yang lalai padahal dia tidak dilalaikan dan orang yang tertawa sepenuh mulutnya tanpa tahu apakah Rabbul alamin ridha atau murka kepadanya.”

Berapa umur Anda sekarang? Berapa pun umur seseorang, tak ada yang merasa ajalnya dekat.

Seseorang berkata,“Saya sudah tidak muda lagi, mas.” Saya tahu Anda sudah tidak muda lagi, tetapi sepertinya Anda tetap belum merasa mati Anda telah dekat. Umur boleh tua, tetapi mati jangan dulu lah, begitu ujar kebanyakan orang. Bila yang telah merasa tua demikian, lalu bagaimana dengan yang masih merasa muda? Continue reading

Bila HP Berdering di Tengah Sholat

Bila HP Berdering di Tengah Sholat

Penulis: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

Bila HP Berdering di Tengah Sholat

Muqoddimah

Suatu ketika, ada seorang ikhwan mengajukan pertanyaan kepada penulis saat dauroh di salah satu kota luar Jawa, “Ustadz, kemarin ada kejadian di masjid kampung, ketika kami tengah menjalankan sholat, tiba-tiba HP seorang makmum berdering dengan nada suara tawa seorang bayi. Spontan saja, nada lucu itu membuat geli jama’ah sholat dan membuat sebagian mereka tak kuasa menahan tawa. Bagaimana hukum sholatnya, apakah batal ataukah tidak?”

Kejadian di atas ternyata bukanlah satu-satunya. Masih banyak kejadian serupa yang terjadi karena ulah HP yang tidak terkondisikan dengan baik. Bukankah sering kita mendengarkan nada HP alunan musik dan nyanyian saat kaum muslimin bermunajat kepada Alloh di rumah-Nya yang mulia?! Continue reading

OBAT SEGALA PENYAKIT Menurut Pengalaman Pasien

OBAT SEGALA PENYAKIT Menurut Pengalaman Pasien

Oleh : SULAIMAN ABDULKARIM AL-MUFARRAJ

Penyakit di zaman ini telah menyebar dan bermacam-macam tidak mengenal tempat, waktu atau korban, bahkan sebagiannya sangat menyulitkan para dokter dalam mengobatinya, seperti kanker dan sejenisnya sekalipun ada terapi untuk itu. Allah tidak mengirim penyakit melainkan ada obatnya, akan tetapi belum diketahui obatnya karena sebuah hikmah yang agung yang diinginkan Allah Subhanahu wa ta’ala. Barangkali termasuk sebab terbesar dari berbagai macam penyakit ini adalah maksiat dan pelanggaran syariat yang di lakukan terang-terangan tanpa tedeng aling-aling. Oleh sebab itulah beragam penyakit tersebut menyerang dan menjangkiti hamba, Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya :

Dan apa saja musibah yg menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura : 30) Continue reading

Taubatnya Seorang Penari

Taubatnya Seorang Penari

Soerang artis terkenal yang juga penari, Haalah ash-Shaafy menceritakan kisah kenapa ia meninggalkan karirnya di dunia seni dan memilih untuk bertaubat serta bagaimana ketenangan jiwa yang ia rasakan ketika kembali ke rumahnya dan ke kehidupannya. Dengan gaya bahasa yang amat menyentuh, ia menceritakannya dalam sebuah wawancara di salah sebuah majalah,

“Suatu hari, seperti biasa aku melakukan adegan menari di salah satu hotel terkenal di Cairo, Mesir. Saat menari, aku merasakan diriku seperti mayat dan boneka yang bergerak tanpa makna. Dan untuk pertama kalinya aku merasa malu ketika menyadari dalam pose setengah telanjang, menari di hadapan mata kaum lelaki dan di tengah-tengah gelas-gelas yang dihampar.

Lalu aku tinggalkan arena tersebut dan cepat-cepat pergi sembari menangis secara histeris menuju kamar gantiku dan mengenakan pakaianku kembali.  Continue reading

Siapa yang berani menjawab pertanyaan ini?

Siapa yang berani menjawab pertanyaan ini?

Mengapa sulit bagi kita untuk mengucapkan kebenaran? Sementara tidak ada yang lebih mudah dari pada ucapan yang batil?!

Mengapa kita merasakan kantuk saat kita shalat dan merasa segar selepas selesai dari shalat?!

Mengapa kita begadang  tiap malam hanya karena pertandingan sepak bola atau menonton film, atau duduk bersama teman-teman, tapi mengapa kita tidak begadang dengan membaca al-Qur’an atau qiyamullail?!

Mengapa kita bisa bangun pagi-pagi sekali karena pekerjaan, sementara kita tidak bisa bangun karena Sholat Fajar?!

Mengapa kita takut terhadap pengawasan manusia, dan tidak takut terhadap pengawasan Allah subhanahu  wa ta’ala?!

Mengapa kita menafkahkan banyak harta untuk kesenangan dan tamasya padahal itu akan segera hilang,  Sementara kita bakhil untuk shadaqah kepada para faqir padahal itulah yang kekal.?!

Mengapa kita mengatakan cinta kepada Allah padahal kita bermaksiat kepadaNya ?? Sementara kita mengatakan benci syaitan padahal kita menaatinya dan menjadi pasukannya?!

Mengapa kita merasa bosan saat membaca makalah diniyyah (agama), dan merasa semangat saat membaca makalah tetntang sesuatu yang lain?!?

Mengapa kita menghapus SMS yang berbicara tentang urusan agama, dan menghafalkan SMS yang murahan?!

Mengapa kita senang mendengarkan lagu-lagu di mobil kita, dan membenci mendengarkan al-Qur’an di dalamnya?? Continue reading

TAREKAT SUFI NAQSYABANDIYAH

TAREKAT SUFI NAQSYABANDIYAH

Oleh  : Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta

Pertanyaan.
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta ditanya : Ada sebuah perkumpulan wanita dari Kuwait. Mereka menyebarkan dakwah sufi beraliran Naqsyabandiyah secara sembunyi-sembunyi, perkumpulan wanita tersebut berada dibawah naungan lembaga resmi.

Kami telah mempelajari kitab-kitab mereka, dan berdasarkan pengakuan mereka, yang pernah ikut perkumpulan wanita ini, tarekat ini memiliki pemahaman diantaranya :

[a]. Barangsiapa yang tidak mempunyai syaikh, maka yang menjadi syaikhnya adalah syetan.
[b]. Barangsiapa yang tidak bisa mengambil ahlak syaikh/gurunya, maka tidak akan bermanfaat baginya Kitab dan Sunnah.
[c]. Barangsiapa yang mengatakan pada syaikhnya, “Mengapa begitu ?” Maka, tak akan sukses selamanya. Continue reading

Eksistensi Hakikat dan Syariat Dalam Istilah Sufi

Eksistensi Hakikat dan Syariat Dalam Istilah Sufi

Oleh : Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra, MA

Eksistensi hakikat menurut orang-orang sufi adalah takwil-takwil yang mereka reka-reka dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian mereka simpulkan bahwa takwil-takwil tersebut hanya bisa diketahui oleh orang-orang khusus atau mereka sebut ulama khosh (khusus) di atas tingkatan ini ada lagi tingkat yang lebih tinggi yaitu ulama khoshul-khosh (amat leb­ih khusus) atau mereka sebut ulama hakikat.

Adapun syariat menurut mereka adalah lafazh-la­fazh dan makna yang zhohir (tersurat) dari nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah. Hal inilah yang dipahami oleh orang-orang awam (biasa), maka mereka me­nyebut ulama yang berpegang dengan pemahaman ini dalam menghayati ayat al-Qur’an dan hadits-ha­dits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan nama “ulama ‘am (umum)” atau “ulama syariat”. Dari sini mereka membagi ulama menjadi dua bagian: ulama hakikat dan ulama syari­at, atau ulama batin dan ulama zhohir. Continue reading

Dialog rekaan antara Syaikhul Islam dengan Pengarang Al Hikam

Dialog rekaan antara Syaikhul Islam dengan Pengarang Al Hikam

Telah tersebar sebuah dialog unik antara pentolan Sufi dengan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Pentolan tersebut adalah ibnu Athaillah Al Sakandary.

Sangat mudah untuk menemukan dialog ini di halaman internet, terutama  versi Indonesia yang merupakan terjemahan dari sebuah buku karya Pemuka Naqsabandi kenamaan yang bermukim di Amerika Muhammad Hisyam Kabbani yang juga musuh bebuyutan Naqsabandi yang dianut kebanyakan kalangan Sufi di Indonesia. Dia menulis cerita ini dalam bukunya yang berjudul Islamic Beliefs & Doctrine According to Ahl al-Sunna: A Repudiation of “Salafi” Innovations. Kesulitan justeru saya dapati ketika mencari maraji dan sumber utama dialog ini

Setelah bersusah payah mencari sumber utama kisah ini, Alhamdulillah saya mendapatkannya dalam sebuah Kitab yang dikarang oleh Abdurrahman As Sarqawy dengan judul Ibnu Taimiyah Al Faqih Al Muadzdzab. Semua buku yang menampilkan cerita ini pasti menukil dari kitab ini.

Sangat penting bagi kita untuk mengetahui validitas dari dialog ini.

Orang-orang yang sepakat dengan dialog ini berpendapat bahwa Ibnu taimiyah tercerahkan oleh ibnu Athoillah setelah sebelumnya mengecam keras Sufi dan tokohnya dalam banyak tulisannya, namun kalangan ekstrim dari sufi menganggap bahwa ibnu taimiyah  bertekuk lutut dengan hujjah yang ditampilkan oleh Ibnu Athaillah, karena memang terlihat dalam diskusi ini ibnu Taimiyah tidak garang dan dominan serta cendrung menyetujui pandangan Ibnu Athaillah.

Kalangan moderat menanggapi kisah ini sebagai contoh gaya perdebatan yang patut ditiru oleh dua orang yang sedang berselisih.

Berbeda dengan tanggapan pertama dan kedua, para pengikut Madrasah Ibnu Taimiyah menolak validitas cerita ini karena sumber-sumbernya yang tidak bisa ditelusuri dan terdapat kesalahan fatal dalam sumber maupun konten dialog. Selain itu realitas setelah dialog ini sama sekali  tidak menunjukkan perubahan terhadap Ibnu taimiyah layaknya orang yang telah setuju dengan pemahaman Sufi.

Kecacatan dalam dialog ini mereka jabarkan dari 3 sisi Continue reading

Sufi, Berdoa dan Berdzikir Dengan Untaian Sajak dan Syair-Syair

Sufi, Berdoa dan Berdzikir Dengan Untaian Sajak dan Syair-Syair

Al-Qur`ân merupakan kitab hidayah (petunjuk) menuju kebaikan dan keselamatan bagi manusia di dunia dan akhirat. Melalui petunjuknya, hamba-hamba Allâh Ta’âla yang dinaungi taufik-Nya memperoleh hidayah menuju jalan terbaik dalam setiap segi kehidupan, dalam soal keyakinan (aqidah), ibadah dan akhlak.

Maka, siapa saja yang bertamassuk (komitmen) dengannya, niscaya akan mendapat petunjuk dan orang yang berjalan di atas niscaya beruntung. Sebab, ia merupakan pintu hidayah paling besar dan jalan keselamatan paling agung. Allâh Ta’âla berfirman:

Sesungguhnya al-Qur`ân ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (QS. a-Isrâ/17:9)

Demikian juga, petunjuk Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dalam hadits-haditsnya, sangat penting bagi umat. Sebab melalui hadits-haditsnya yang juga wahyu dari Allâh Ta’âla , beliau shallallâhu ‘alaihi wasallam menjabarkan ayat-ayat al-Qur`ân, menjelaskan dan menerangkannya. Juga membawa hukum tersendiri yang tidak disinggung oleh al-Qur`ân. Dalam ucapan-ucapannya yang mulia, beliau dianugerahi Allâh Ta’âla dengan jawâmi’ul kalim, perkataan-perkataan padat lagi ringkas, namun memuat makna yang luas lagi dalam. Continue reading